HEMAT BELANJA,MANFAATKAN ASESORIS

Belanja pakaian setiap kali terjadi perubahan tren
atau
pergantian musim memang boros. Jika ingin tetap
hemat tapi tetap bisa mengikuti tren, cobalah
untuk memaksimalkan penampilan Anda melalui
bantuan aksesoris. Dengan memilih jenis aksesoris
yang tepat dan serbaguna, Anda juga dapat
merubah penampilan secara keseluruhan dan
tetap terlihat chic . Berikut ini aksesoris yang ‘
wajib’ Anda miliki: Ikat Pinggang Percantik
penampilan Anda dengan ikat pinggang. Anda bisa
memadukannya dengan little back dress , busanatunik atau blazer favorit. Pilih warna-warna terang seperti biru, merah atau ungu untuk memberi kesan dramatis. Manfaatkan juga sweater sepanjang lutut yang tersimpan lama di dalam lemari. Bentuklah menyerupai mini dress, tambahkan aksesoris ikat pinggang. Penampilan Anda akan terlihat ‘wah’ dengan boots sebatas lutut. Clutch Anda butuh tas yang muat banyak barang bawaan Anda dan bisa digunakan sepanjang hari? Jatuhkan pilihan Anda pada clucth berukuran besar. Pilih clutch berbahan kulit yang sedang tren saat ini. Ingin yang sedikit murah, pilih yang berbahan kulit sintetis atau faux , dan sstt, orang-orang akan mengira itu kulit asli! Scarf atau syal warna-warni Tak hanya berfungsi melindungi Anda dari cuaca dingin yang menyerang tubuh, bahkan selendang atau scarf bisa membantu mempercantik penampilan Anda sehari- hari. Pilihlah scarf dalam warna fuschia, ungu, orange atau coklat tua. Jika berencana menggunakannya lebih sering, pilih yang berbahan kasmir, karena sangat lembut. Jika Anda merawatnya dengan tepat, scarf ini bisa bertahan lama. Perhiasan Anda suka mengoleksi perhiasan berupa anting besar atau kalung berukuran pendek dan tebal? Tak masalah, justru jenis aksesoris seperti ini bisa mengubah penampilan Anda terlihat beda. Pastikan jenis perhiasan itu terlihat indah dan serasi dipadankan dengan busana Anda sehari-hari. Kacamata Hitam Busana apapun yang Anda kenakan pasti terlihat chic jika ditambahkan sepasang kacamata hitam. Tak perlu Anda menghabiskan banyak uang untuk membeli kacamata berlabel merk kenamaan. Anda hanya perlu pintar ‘ blusukan ‘ di gerai-gerai pusat perbelanjaan yang menawarkan kacamata berbagai model dengan harga terjangkau. Aksesoris lainnya Sebuah topi, aksesoris vintage dan sepasang sepatu unik bisa membantu Anda memperbarui penampilan. Ingat, aksesoris yang unik justru membantu Anda tampil beda. Pilih juga aksesoris yang bisa Anda kenakan di berbagai kesempatan, baik untuk acara formal, semi formal atau saat santai. Intinya, tak perlu mahal untuk tampil percaya diri. Anda hanya perlu merasa nyaman dalam berbusana dan itu akan memunculkan diri Anda yang berbeda.

Perspektif Gender dalam Islam

Perspektif Jender dalam Islam (1)   Oleh Kuni Khairunnisa Diskursus gender dalam agenda feminisme kontemporer banyak memfokuskan pada persamaan hak, partisipasi perempuan dalam kerja, pendidikan, kebebasan seksual maupun hak reproduksi. Sejak abad 17 hingga 21 perjuangan feminis telah mencapai pasang surut dan mengalami perluasan wilayah tuntutan dan agenda perjuangan yang jauh lebih rumit bahkan menuntut satu studi khusus terhadap wacana ini. Dari kubu pro dan kontra feminisme, dari kritikan dan kecaman yang terlontar, Islam diantaranya yang paling mendapat banyak sorotan dalam kaitannya terhadap status dan aturan yang diberikan agama ini terhadap kaum perempuan. Hegemoni Islam terhadap perempuan muslim di negara-negara Islam terlihat jelas dalam dalam praktek keseharian di panggung kehidupan, dimana kaum perempuan mendapat kesulitan dalam bergaul, mengekpresikan kebebasan individunya, terkungkung oleh aturan yang sangat membatasi ruang kerja dan gerak dinamisnya, bahkan suaranyapun tidak berarti layaknya seorang warga negara atau anggota masyarakat atau hak seorang inddividu. Fenomena ini terlihat jelas di negara-negara ketiga (baca: berkembang) yang notabenenya adalah negara Islam. Namun benarkah demikian? atau justru Islam yang menginspirasikan munculnya gerakan feminisme masa lalu dan menyuarakan persamaan hak antar laki-laki dan perempuan yang hidup dalam kondisi kronis pada masa itu? Mendiskusikan kaitan feminisme dan Islam tak akan kita lepaskan dari kehadiran Qur�an sebagai buku petunjuk samawi yang secara komprehensif dan lugas memaparkan hak asasi perempuan dan laki- laki yang sama, hak itu meliputi hak dalam beribadah, keyakinan, pendidikan, potensi spiritual, hak sebagai manusia, dan eksistensi menyeluruh pada hampir semua sektor kehidupan. Di antara 114 surat yang terkandung di dalamnya terdapat satu surat yang didedikasikan untuk perempuan secara khusus memuat dengan lengkap hak asasi perempuan dan aturan-aturan yang mengatur bagaimana seharusnya perempuan berlaku di dalam lembaga pernikahan, keluarga dan sektor kehidupan. Surat ini dikenal dengan surat An-nisa�, dan tidak satupun surat secara khusus ditujukan kepada kaum laki-laki. Lebih jauh lagi, Islam datang sebagai revolusi yang mengeliminasi diskriminasi kaum Jahiliyah atas perempuan dengan pemberian hak warisan, menegaskan persamaan status dan hak dengan laki-laki, pelarangan nikah tanpa jaminan hukum bagi perempuan dan mengeluarkan aturan pernikahan yang mengangkat derajat perempuan masa itu dan perceraian yang manusiawi. Maka bergantilah era represif masa pra-Islam berlalu dengan kedatangan agama nabi Muhammad saw. yang mengembalikan perempuan sebagai manusia utuh setelah mengalami hidup dalam kondisi yang mengenaskan tanpa kredibilitas apapun dan hanya sebagai komoditi tanpa nilai. Penghargaan Islam atas eksistensi perempuan ditauladankan dalam sisi-sisi kehidupan nabi Muhammad saw. terhadap istri-istri beliau, anak maupuan hubungan beliau dengan perempuan di masyarakatnya. Kondisi dinamis perempuan masa risalah tercermin dalam kajian- kajian yang dipimpin langsung Rasulullah yang melibatkan para sahabat dan perempuan dalam satu majlis. Terlihat jelas bagaimana perempuan masa itu mendapatkan hak untuk menimba ilmu, mengkritik, bersuara, berpendapat dan atas permintaan muslimah sendiri meminta Rasul satu majlis terpisah untuk mendapat kesempatan lebih banyak berdialog dan berdiskusi dengan Rasulullah. Terlihat juga dari geliat aktifitas perempuan sahabat rasullullah dalam panggung bisnis, politik, pendidikan, keagamaan dan sosial, dan ikut serta dalam peperangan dengan sektor yang mereka mampu melakukan. Sirah kehidupan istri-istri Rasul pun mengindikasikan aktifitas aktif dimana Ummul mukminin Khadijah ra. adalah salah satu kampiun bisnis pada masa itu, Aisyah ra. adala perawi hadis dan banyak memberikan fatwa karena kecerdasannya. Bahkan hawa feminispun telah terdengar dari suara-suara protes dan pertanyaan yang diajukan Ummu Salamah ra. atas eksistensi perempuan. Dari sini terlihat bahwa era risalah telah mengubur masa penetrasi kaum laki-laki atas wanita dan mengganti dengan masa yang lebih segar bagi perjalanan hidup perempuan selanjutnya. Sejarah awal Islam telah memaparkan kenyatan bahwa Islam justru mendorong dan mengangkat kemuliaan perempuan yang belum pernah diberikan sebelumnya oleh suku bangsa manapun sebelumnya dan peradaban tua sebelum Islam. Meski demikian hal di atas tidak membebaskan Islam dari stereotip Barat tentang perlakuan institusi ini terhadap perempuan. Dimana perempuan dikebiri hak asasinya untuk maju dan berkembang, melakukan aktifitas di luar rumah, mengaktualisasikan kemampuannya dan terhalangi oleh aturan-aturan kaku Islam yang justru mendorong perempuan untuk terjerat dalam mata rantai tugas-tugas domistik dari dapur, sumur, kasur, mengurus anak dan hal-hal yang jauh dari penghargaan. Terjadinya kasus tindak kekerasan yang minimpa kaum wanita, tidak adanya perlindungan kerja dan kecilnya peluang pertisipasi perempuan di sektor politik, pelayanan publik dan fasilitas khusus untuk perempuan dalam pendidikan, kesehatan, dan sosial. Ditambah lagi dengan himpitan kenyataan nasib kaum perempuan di banyak negara yang secara representatif mewakili dunia Islam seperti Saudi Arabia, Sudan, Pakistan, Bangladesh, Afghanistan, Iran dan lain sebagainya. Stereotip ini terus menguat dengan penerbitan-penerbitan novel dan kisah tragis perempuan di negara-negara tersebut yang diperlakukan muslim dengan semena-mena yang menjamur di pasaran seperti The Princess, Daughter of Arabia, Beyond The Veil, Without Mercy dan masih banyak lagi. Terhadap hal ini, telah terjadi kerancuan dalam memandang Islam itu sendiri karena pada saat diskursus perempuan dilontarkan maka masalah yang munculpun bermuara pada hal-hal esensial berkaitan dengan perempuan yaitu pernikahan, keluarga, perceraian, pakaian, hak waris, hak persaksian di pengadilan, dan pendidikan. Maka frame menuju titik krusial tersebut harus dispesifikasikan pada tatanan Islam dan dari mana perpektif yang dibawa dalam melihat bangunan tersebut. Apakah Islam dilihat secara holistik atau sekeda parsial dengan mengedepankan fenomena yang terjadi di negara- negara Islam, atau dengan Islam sebagai way of live atau Islam dengan kualitas implementasi risalah yang belum sempurna. Hingga yang terjadi bukan justifikasi pendzaliman Islam atas perempuan dengan menilik kenyataan “male dominated” sebagaimana terjadi di negara-negara Islam tersebut. Dan pada perjalanan selanjutnya, terhadap aturan dan status yang diberikan Islam kepada perempuan terdapat fungsi dan ekses-ekses yang positif di masyarakat dimana poin-poin di atas dalam prespektif Islam mempunyai tafsiran yang tentu perlu kejelian dalam mengartikan dan meginterpretasikan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai matematis suatu nominal. Dus, Barat selayaknya lebih dalam mengkaji bangunan Islam dan menjauhkan tendensi negatif dalam memandang aturan ini, apalagi jika tesis-tesis dan kritikan tersebut berangkat dari frame ketidakfahaman dan keengganan mencari kebenaran. Tapi umat Islam pun tidak bisa menutup mata bahwa kenyataan yang ada akan melahirkan stereotip-stereotip negatif, karena nonsens bila keagungan aturan tidak dibarengi dengan implementas yang riil dari para penganutnya. Dan bila yang terjadi adalah kesalahan dalam membaca bahasa agama, dengan menginterpretasikan suatu aturan secara subjektif, menghilangkan pesan yang dibawa dan justru menyembunyikan keotentikan pesan dengan manipulasi ajaran diganti dengan kultur-kultur yang merugikan kaum perempuan maka umat Islam pun perlu meri- orientasikan langkah-langkahnya tanpa mengedepankan sikap reaksioner menghalau perspektif negatif Barat terhadap Islam. Namun, justru mereintrepretasi dan mengakui dengan terbuka bahwa umat Islam belum mampu membaca pesan agama dan mempunyai komitmen yang utuh terhadap ajarannya, yang terbukti dengan mencampuradukan kultur hegemoni atas perempuan dengan meminjam nama agama. Telah dipaparkan diatas bagaimana sejarah Islam dan aturan yang dibawa ingin memberikan hak dan kemerdekaan perempuan, mendorong perempuan untuk maju, berkarya mendapat perlindungan. Tentu hal ini tidak berbeda dengan deklarasi dan tuntutan yang diajukan feminisme atau pejuang hak asasi perempuan di berbagai belahan manapun dan masa kapanpun jika bentuk tuntutan itu adalah persamaan hak yang mengedepankan pengertian dan kesadaran bahwa perempuan dan laki-laki adalah sama hak dan kewajibannya, hanya seksis, biologis dan rerpoduktiflah yang membedakan keduanya. Bila demikian tinggal bagaimana umat Islam benar-benar ingin tampil elegan dan menepis stereotip yang ada dengan sikap proakti atau tidak? Lalu mengapa muslimah enggan maju? Masih adakah kungkungan psikologis dan kultur yang menghalangi? Bukankah Islam telah menancapkan kakinya sebagai suporter terbesar dan backing gerakan feminisme dari era risalah hingga masa kini. Tentunya, kita perlu upaya dan karya riil terhadap permasalahan ini. sumber: pesantren virtual

Wanita,Gadis dan Perempuan

Perempuan adalah salah satu dari dua jenis kelamin manusia ; satunya lagi adalah lelaki atau pria . Berbeda dari wanita , istilah ” perempuan” dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang masih anak-anak .

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!